Thursday, 18 November 2010

Pesta Sains Nasional 2010 (Part 1)

Terlalu banyak yang sulit saya ungkapkan mengenai PS ini. 
Balutan kasih yang telah menyelinap di relung hati (apa sih?)
C'mon, flashback in this memoriam for 4 years ago.

Kamis, 11 November 2010
Entah kenapa bagi saya, minggu-minggu kemaren itu terasa galau. Okay, mungkin saya terlalu lebeh, tapi mau gimana lagi, bagi saya ada sesuatu yang terasa janggal, entah dari bagaimana saya melewati kegiatan belajar di sekolah, les, di rumah, atau pun di gereja juga. Yang saya tahu, kalo saya sedang di tegur sama Tuhan. Nyatanya, saat saya belajar, saya terlalu agak bad mood, dan yang pastinya saya kurang tenang. Honestly, mungkin saya kecapean dengan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan sekolah dan gereja lainnya, tapi saya sadar, saya nggak boleh nyalahin segala sesuatu itu yang udah saya ambil. Intinya, kalo saya udah berani nerima tugas, well saya kudu lakuin itu semua dengan penuh tanggung jawab. Memang terlalu manis untuk di ucapkan, tapi sulit untuk di lakukan, terkadang tidak sinkron dengan apa yang kita niatkan. Dan saya harus perbaiki dan introgasi dengan apa yang udah saya lakuin selama ini, terlalu kudu rajin saat teduh di setiap pagi. 
Back to topic, kamis lalu, saya baru ngeh kalo hari itu harus ada registrasi ulang peserta olimp pesta sains IPB. Dan saat istirahat 1 di sekolah, saya sms ke kaka contact person buat olimp mate, kalo dimana tempat registrasi ulangnya dan batas jamnya. Pelajaran hari itu berjalan dengan baik, pas pelajaran Bahasa Indonesia, di umumin juga nilai siswa saat menjadi pembawa berita dan puji Tuhan, saya dapat nilai tertinggi di kelas padahal saya amatir banget pas bacanya, agak nervous sih, tapi kudu di bawa santailah, udah gitu naskah beritanya di kasih pas kita udah di panggil di depan kelas, yah mau ngimprov kata-kata, takut salah lafal, pokoknya thanks God! Mari kita lupakan sejenak tentang itu. Setelah itu, istirahat ke dua saya di panggil wali kelas yang sekaligus guru bahasa Indonesia yang sedang ada di ruang guru, dan *_____* (secret hehe).
Pulang sekolah jam 4an dan saya buru-buru naik angkot menuju IPB, oke saya naik angkot 3 kali dong, angkot 07 - 03 - 05 wes banyak kan? Bener deh, waktu itu udah dag-dig-dug nih mati bisa nyampe atau nggak sih saya nih di tempat registrasi itu dan yeah! Dengan kecepatan tinggi, akhirnya saya tiba di fak MIPA IPB jam 5an kuranglah dan saya di sambut sama kaka cowo pake kacamata yang lumayan cakep hehe, dan transaksi pun berlangsung. Besok saya kudu ngikutin technical meeting. Setelah itu, saya ke gereja mau pinjem buku mate ke ka Nia dan mau minta kas remaja ke Acha. Dan selama beberapa menit di sana, saya duduk-duduk doang di taman gereja sambil baca marmut merah jambu. Nggak mau masuk ke dalam gereja soalnya si Trianya lagi latihan piano, takut keganggu hehe. Baca... Baca... Eh, ka Nianya nyampe dong dengan buku seabrek banyaknya. Alamak... gimana saya ngerjain soal-soalnya kalo udah liat aja nih otak kudu mikir lamaaa banget haha. Ngobrol sambil nungguin Achanya, eh.. ternyata Achanya nggak bisa datang padahal dia udah janji dong, hu.. Nggak apa-apa deh, walopun rada kesel aja gitu, maksudnya bilang kek dari menit-menit sebelumnya biar saya tahu. Tapi, yoweslah. Dari gereja, saya menuju tempat les bahasa inggris saya yang mulainya jam 19.30, sebelumnya saya kudu ngisi perut dengan bakso. Dan belajarlah saya haha, dengan baju seragam batik SMAN 6 Bogor yang udah lusuh, tampang berminyak, rambut acak-acakan, belom mandi, mata sayu, deelel. Gilaaa, kasian banget ya saya hehe. Lupakan!

Jumat, 12 November 2010
Wuah... Saya nggak masuk sekolah, izin dulu dispen hehe soalnya mau techmeet di IPB dan mulainya jam 7. Untung aja, rumah saya deket dengan IPB tinggal naik angkot sekali dengan duit seceng haha. Pas nyampenya, wadug saya berasa kayak anak ilang gitu di kerumunan pelajar. Nggak temen, nggak ada yang saya tahu, sendiri deh, beuh.. Itu masa-masa sulit bagi saya yang kudu dilewatin. Akhirnya, dari pada bengong mau ngapain sekalian nunggu acara pembukaannya. Saya bersms ria-lah ketemen-temen minta doa. Pas udah jam 7 teng, saya kudu berbaris bersama temen-temen yang ikut olimp mate. Ya Tuhan! Nggak ada orang sama sekali yang saya kenal nih. Pas udah masuk di dalam GWW IPB, saya di kasih souvenir dan sejenisnya. Pas udah di dalem, saya ngmbil tempat duduk yang strategis, nggak lantai 2, ngaak di depan, dan nggak di belakang. Tapi di tengah, di deket karpet merah  yang membelah ruangan menjadi dua haha lebay. Techmeetnya, sumpah lama abis, sampe jam 4anlah, syukur aja di kasih snack plus makan siang dan syukurnya lagi, saya ketemu temen-temen OSN pas zaman SMP dulu. Puji Tuhan banget soalnya ada temen juga saya nih. Kenalan sama anak-anak SMA lainnya, ada anak SMAKBO, smansa bogor, penabur juga, dari manado, makasar, bali, pokoknya yang ngutin pesta sains ini ada sekitaran 1500an siswa se-Indonesia dengan di bagi sub-sub lomba sesuai departemen yang ada di fak MIPA IPB. Ada lomba matematika ria, kompetisi fisika, lomba cepat tepat biologi, chemistry challange, meteolologi interaktif, karya ilmiah populer, jajak pendapat statistika, dan programming competition. Dan menciutlah semangatku untuk mengerjakan soal-soal nanti. 


Akankah saya bisa melewati hari-hari yang hampir menyerap jiwa raga ini?
Apakah saya bisa menemukan potensi scientist?
Apakah saya bisa bersemangat dan menggenggam harapan yang telah di nanti?
Apakah saya bisa menemukan sesosok yang telah lama pergi dan bisa bertemu dengan-nya?
Ataukah saya hanya bisa menjadi seorang pengcut dengan nggak bisa ngapa-ngapain?

*To be continued

Nantikan kelanjutan kisah saya saat di IPB ini di postingan terbaru dan info web tentang lomba yang saya ikutin ini. 
Terima kasih telah membaca, semoga bermaanfaat dan GB :)



Saturday, 06 November 2010

We need You, God and only You..


-Kemanakah kami mencari kasih sejati-
Saat semua orang sedang mengalami pergejolakan, saat bagian dari kita-saudara-saudara yang  terkasih kita di manapun mereka berada sedang menjalani hari-hari buruk. Saat beberapa remaja sedang mencari dan memproses sebuah jalinan kasih. Saat kita berpikir, ngga ada lagi yang sama sekali peduliin kita, well baik itu sahabat, teman, bahkan mungkin ortu kita. Dan saat kita ingin mencari sebuah cinta abadi nan kekal. Who wants to be a participate till end?
-Kemanakah kami berseru-
Siapakah seorang yang mampu mendengar sebuah kisah kelam yang pernah di miliki? Pada siapakah kita akan mengadu? Tentang deraian air mata, kisah di masa lampau, keluh kesah, masalah yang menerpa, atau pun hanya untuk bertanya 'kenapa ini harus terjadi?' We aren't just silent, right?
-Saat badai datang menderu-
Saat sesuatu yang kita harapkan datang menjemput kita. Saat sesuatu yang tak bisa kita pungkiri menghampiri kita. Bahkan memaksa kita untuk menjadi pengikut dalam sebuah skenario yang cukup menjerat kelangsungan hidup kita. What must be go on? Walau, dia hampir merenggut nyawa saudara kita dan bisa saja kita sendiri.
-Yang kami tahu hanya Kau yang mampu-
-Memulihkan segala sesuatu-
Kami hanya setitik embun tak berdaya, selembar daun mungil tak berarti, dan sebuah buku yang tak bermakna. Of course, nothing special without You. Sebagai manusia, kami terlalu rapuh, kami terlalu mudah untuk di koyakkan. Tapi karena hanya oleh Engkau, kami yakin, kami bisa bangun, berdiri, berjalan, bahkan berlari semampu yang kami bisa untuk menembus sesuatu yang telah menanti. We know, only You..
-Kami perlukan keajaibanMu-
-Kami butuhkan sentuhan tanganMu-
-Kami tak dapat jalan sendiri-
Who am I? Kami percaya dengan penuh keyakinan bahwa mujizat pasti terjadi di dalam namaMu. Bapa, kami tak mungkin berjalan seorang diri. Tolong, pegang erat tangan kami, jangan biarkan kami jatuh lebih dalam, bahkan terperosok dalam jurang keabadian. Kami tahu Bapa, kami selalu mengecewakan Engkau. Kami tahu Bapa, kami belum mampu menjadi terang di tengah gelapnya dunia. Kami tahu Bapa, Engkau telah memilih kami terlebih dahulu untuk menjadi anakMu. Dan kami tak akan pernah menyesal karena kami telah menjadi anakMu. Kami bangga punya Allah seperti Engkau. Tolong jangan tinggalkan kami, Bapa. Jangan biarkan saudara-saudara kami terus menjerit, maafkan kami, Tuhan. Kami tahu, ini yang terbaik, ini yang terindah. Kami tak mampu mengubah orang lain, tapi tolong bentuk hati kami agar sesuai dengan kehendakMu. Walau sulit di bentuk seperti halnya sebuah bejana. Biarlah naunganMu ada bersama kami selalu, saudara-saudara kami di manapun mereka berada. Tuhan, kami percaya kasihMu.
-Kami perlu Kau Tuhan-

Maaf, apabila kurang berkenan. Sebuah coretan saya, saat dalam 2 minggu terakhir saya terusik dengan sebuah bencana alam yang sedang bangsa tercinta kita alami. Sebuah coretan yang di kerjakan sehabis pulang les jam 21.25 (tiba di rumah) dan sebuah coretan sederhana yang di tuliskan sambil mendengarkan lagu Nikita 'Kami perlu Kau Tuhan'. Semoga bermanfaat dan terima kasih karena udah mau jadi teman saya.

*Kita bantu dalam doa saudara-saudara terkasih di manapun mereka berada, terlebih di Yogyakarta dan sekitarnya
*Saya percaya, kejujuran akan menang
*Tolong bantu dalam doa mama saya yang akan mengikuti ujian lisan kandidat doktor di IPB

Friday, 05 November 2010

Puisi-> Kegalauan Anak Bangsa


Senyum muslihat tersungging disudut bibirmu
Mata elangmu mengawasi riak-riak jalanan
Tatapan hangat tak pernah terbiaskan
Lalu kau berkacak pinggang dikerumunan orang

Apa daya kami?
Kau datang mengahampiri
Merampas segala yang dimiliki
Lalu pergi hingga langit senja menepi
Langit jingga boleh berkeemasan
Memancarkan eloknya parasmu
Dikala dilema merasuki jiwa
Namun, kau telah mencuri sesuatu yang bukan hakmu

Jeritan hati terngiang dimana-mana
Frekuensi degupan jantung pun melaju
Napas yang begitu labil, penuh sesak menjalari tubuh
Mengapa?
Pernahkah kau mendengar isak tangis histeris mereka?
Pernahkah kau melihat kami yang berada jauh di bawah sini?
Pernahkah kau merasakan benteng yang memisahkan kita?
Dan pernahkah kau berharap kami hampir mengutukmu?

Saat bayang-bayang keangkuhanmu mulai sirna
Saat masa kejayaanmu menghilang
Apa yang kami lakukan?
Kami tak akan bersorak-sorai kegirangan disaat kau jatuh

Untuk apa mengubah orang seperti kalian
Namun, kami tak mampu mengubah sifat kami terlebih dahulu
Untuk apa mempercayai orang seperti kalian
Namun, kami tak memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi

Kalian hanya mampu menebar janji manis yang begitu busuk
Kalian seperti cacing yang telah menggerogoti kepercayaan kami
Secara perlahan sedikit demi sedikit namun sangatlah pasti
Dan kalian pulalah yang telah menggais rezeki kami demi hawa nafsu belaka

Ini kami secuil benih  mungil yang tak berarti
Yang kami tahu hanyalah apa yang ditabur itulah yang akan dituai
Biarlah semangat ini terus bersemi disetiap hati anak bangsa
Dan biarlah kita akan menanti gemerlapnya rembulan saat kisah perjalanan Indonesia menyisakan selembar kertas putih penuh makna
Indonesia..
Engkaulah belahan jiwa kami
Biarlah kegalauan anak bangsa ini meredup
Dan kami tahu, pasti akan  ada pelangi dibalik hujan

Thank you for reading, friends :)
~ Merci