Tuesday, 25 June 2013

Transformer; jadi lebih baik

"Perubahan sejati terjadi ketika sekelilingmu menyaksikan kehidupan dan kepribadianmu berubah menjadi lebih baik." -seorang kawan
Sudah beberapa bulan dijalani ketika semester dua dimulai. Makin hari, ketika waktu semakin berjalan cepat nggak terasa saya nyaris sudah bertumbuh. Bukan hanya sekadar pola makan, tidur, jam belajar, ataupun kegiatan bersosialisasi yang berubah. Jauh lebih dari itu. Yang dulunya masih suka bangun siang, sekarang pasti bangun paling telat jam 5.30 bahkan bisa lebih awal lagi kalau ada beberapa hal yang harus dipersiapkan (misalnya: latihan renungan pagi, atau sekedar bolak-balik modul); yang dulunya belajarnya hanya membaca ala kadarnya tanpa memang benar-benar memahami, sekarang harus segera mengerti dan belajar untuk melemparkan anak panah tepat pada titik tengah pusaran, nggak hanya main lempar tapi harus nancap dengan 'pas'; yang dulunya berdoa seperti rutinitas belaka, sekarang punya kerinduan dan kebutuhan ngobrol sama sang Pencipta lebih dalam dan lebih indah untuk selalu menanyakan bagaimana kehendak-Nya atas hidupku walaupun kadang sayanya suka bandel; yang dulunya hobi bangeeet nonton drama korea dan baca novel sekarang bahkan sudah berbulan-bulan nggak pernah sama sekali bahkan mau nyempet-nyempetin harus mikir lagi apa kegiatan ini berguna atau nggak; yang dulunya menjalankan tugas tanggung jawab dari sebuah organisasi hanya jalan sambil lalu, kalau sekarang harus melayani dan menjaga kepercayaan + kesempatan yang sudah diberikan; yang dulunya selalu nangis kalau mamapapa pulang setelah mampir ke kosan, sekarang sudah tangguh, berbulan-bulan pula belum pulang Bogor karena memang belum saatnya untuk pulang padahal kalau dipikir-pikir jarak Jakarta-Bogor hanya 2 jam-an; yang dulunya introvert sekarang lebih peka dan punya beberapa orang terbaik dikampus, punya visi yang sama; yang dulunya terlalu kekanak-kanakan sekarang sedang proses pematangan (maksudku, lebih dewasa dalam apapun tanpa menghilangkan sifat anak-anak dalam bidang kekreativitasan); dan yang pasti lebih punya wawasan yang luas tentang sekolah kehidupan. Tak terlepas dari itu, saya harus kehilangan hal-hal yang selalu dirindukan: Tidur 7 jam full, jadwal makan yang nggak berantakan, menulis ceritanya kisah remaja, membaca novel ataupun apapun selain jurnal atau buku ilmiah, nonton acara tv, main digramed berjam-jam, dll. Kangen. Tapi, kalau ditanya Tuhan mau ditukarkan waktu ini atau nggak? Jelas saya nggak mau, saya jauh lebih bersyukur dan menghargai waktu-waktu ini.

Beberapa hari yang lalu, saat adek saya nelpon, ketika kami telah selesai sharing tentang semangat, tujuan dan kebermaknaan hidup, cita-cita, perkenanan Tuhan, sampai pada akhirnya ia bilang ke saya: Ka, kaka sedang bertumbuh ya?

Ini bukan hanya tentang apa yang dilihat mata, didengar telinga,  tapi apa yang dirasakan dan dialami. Saya banyak belajar dari adek saya ini apalagi tentang ketekunannya berdoa dan berpuasa, saya belajar taat dengan totalitas.

Btw, saya sangat bersyukur ditempatkan pada situasi dan kondisi sekarang ini. Makasih Bapa :)