Sunday, 17 April 2011

Goresan buat Tuhan

Sadari kecil,
aku tak tak pernah tahu apa yang menjadi minatku.
Aku tak mengerti apa yang ku pinta.
Aku tak paham apa harapku.

Dulu...
Aku terlalu polos untuk melihat keajaiban alam.
Mengulum senyum saat menatap langit malam.
Entah sudah berapa bintang yang ku kagumi.
Namun aku belum menetapkan bintang-ku secara pasti.

Beberapa bulan pun berlalu.
Aku masih saja bermain di kebun belakang rumah (Palu, SulTeng)
Sambil memperlihatkan pipi gembul, mata agak sipit, rambut serta poni hitam pendek.

Aih... Sebegitu mungilkah diriku saat itu?

Oh... tap... tap... langkah-langkah kecilku mulai terhimpun.
Senyum kasih mama dan papa selalu menyelimutiku.
Beliau telah begitu banyaaaak mengajariku banyak hal.
Dari yang sederhana hingga hal-hal yang tak mampu ku jangkau.
Tapi, beliau tetap saja membimbingku dengan ketulusan.

Akankah ku bisa memberikan ucapan syukur beliau?

Saat diriku beranjak masa remaja.
Rasa keingintahunku pun memuncak.
Pengetahuanku mengenai ini dan itu pun berkembang.
Senangnya diriku, aku mulai bisa banyak hal.
Mama dan papa dengan setia di belakangku.
Bagai tameng dalam perang.

Yah... Tidak!
Dulu, tulisanku sangatlah jelek seperti cakar ayam.
Menonton kartun adalah hobiku.
Membaca adalah hal yang paling ku anti.
Berolahraga?
Oh jangan pernah di tanya, aku tak suka hal itu.
Sesak selalu menghampiriku saat berlari.
Aku pikir itu karna belum terbiasa.
Kita bisa karena biasa kan, sobat?

Kini...
Diriku terpaku di sisi kamar.
Sedang mengetik beberapa kata.
Kata-kata yang mungkin tak berarti bagi kalian,
tapi selalu jelas di benakku.

Yah...
Apakah sekarang aku sudah beranjak dewasa?
Oh... Tentu tidak sobat!
Aku masih terlalu kecil untuk memulai sesuatu yang mungkin di anggap beberapa orang adalah tindakan orang dewasa.
Hei, aku masih 15 tahun sobat.
Saatnya aku mencari apa minatku, bahkan menguak bakat-bakat yang mungkin terpendam.
Setiap insan pasti di beri karunia oleh Tuhan.
Dan mungkin saja, belum kalian ketahui.
Saatnya kita berburu harta karun kita, sobat.
Menentukan sebuah komitmen.
Memilih sebuah pilihan.
Pilihan kita saat ini sangaaaat berguna buat masa depan kita.
Jujur, sampai detik ini, aku masih terlalu ragu untuk memilih ini atau pun itu.
Syukur, mama papa senantiasa akan membantuku.
Dewasa bukan di tentukan oleh usia,
aku pikir, dewasa terpancar dari pola pikir dan tanggung jawab kita.

Tap... Tap... Tap...
Saatnya untuk berkarya sepuaaaaasnya, sobat.
Apa yang menjadi mimpi teman-teman saat ini,
kejarlah terus dan mungkin dalam perjalanan akan mengalami kendala,
yah biarkanlah saja kendala itu datang, yang terpenting semangat, doa, dan kerja keras kita.

Mimpi?
Yah, aku juga punya mimpi.
Tak terlalu muluk.
Cukup sederhana.
Bahkan raga serta jiwa-ku pun berkehendak.

Mimpiku,
Di suatu senja, aku sedang menatap langit bersama keluarga super-ku.
Duduk di taman sambil menyeduh teh hangat dan biskuit.
Melihat kedua orang tua-ku yang luaaaar biasa sedang mengobrol bahagia.
Hari yang panjang sobat, karena ku baru menyelesaikan pendidikan masterku di negara tersebut.
Di negara yang penuh dengan sisa-sisa tembok Berlin, Postdamer Platz, Branderburger Tor, Check Point Charlie, Reichstaggebaüde (Gedung DPR), melihat passage-passage di sekitar Hamburg, oh tidaaaak, pegunungan Alpen.
Negara yang pernah di kuasai oleh Adolf Hitler.

Bolehkah aku bermimpi, Tuhan?
Atau, bolehkah aku pergi mengunjungi keluarga nenek dan kakek Hommes di negara yang di pimpin oleh pak Barack Obama?
Atau, mampir ke keluarga nenek Marrie Barth yang berasal dari negara pembuat swiss army watch?

Yah...
Mimpi.
Jangan pernah berhenti bermimpi.
Karna mungkin saja, mimpi-mimpimu itu direstui oleh Tuhan.
Aku percaya, Tuhan sudah punya skenario indah buat kehidupan kita.
Tapi aku harus kembali ke dunia nyata, sobat.
Berpikir dengan lebih realita.
Lupa!
Lebih giat belajar. Dan berdoa.
Tentu saja, perjalanan kehidupanku baru saja dimulai.
Dengan cinta akan ku lalui garis finish itu.
Bantu aku Tuhan!
Aku hanya membutuhkanMu.
Terima kasih.
Cintaku hanya untukMu.

Salam sayaaaaang :*
Dari anakMu,
Chacan

Friday, 15 April 2011

cerita-KU ; rasa-KU

Malam yang sendu, kemilauan, dan perih
Sebuah gejolak kurang baik yang nampak bercahaya
Cerita-ku yang tak mengalun dengan pasti akan terus bergulir menunggu saat 'itu' tiba
Meringkuk ku disini, berharap ada pelangi di sana.
Ku menengadah, dan bergumam 'apakah Ia merasakan apa yang sedang ku alami?'
Yaaah, sudah sekian lama, aku tak bergeming lagi mengenai hal 'itu' kepada-Nya
Berharap bisa  berjibaku dengan warna kuning sambil menenteng tebalnya buku yang menjulang di hadapanku
Dengan bantuan kacamata penglihatan-ku
Aku bersenda gurau bersama guru terbaik tersebut
Berpikir apa yang bisa di pikir dan mencari problem solving-nya
Aih... What the hell are you doing, Can? *Sarkasme
Saat ku membalikkan lembaran kisah sebelumnya
Terperanjat, menyaksikan hal-hal yang lalai di lakukan
Bermain, bermain, dan bermain
Dapatkah waktu itu di manipulasikan, sobat?
*take a breath
Terlalu rapuh mungkin, terlalu lelah juga
Tapi bisakah ini di keluarkan? Walau tak pantas
Menggertakan geraham dan menerjang masa
Menenggakkan tubuh dan berdiri
Bangkit dan berlari sejauh mungkin sebelum di susul
Memang, loading mengotak-atik kumpulan soal tersebut
Memang, perlu menghabiskan beberapa menit untuk mengjangkau perihal itu
Karena aku terbatas, I'm limmited girl, right?
Awal mei, bersedialah untuk menjadi saksi-ku
Walau sukar akan ku terjang kau, dan kepastian itu telah mengahampiriku
Tak ada kata usai dalam penentuan ini
Pemahaman konsep bukan mengahafal rumus
Karna banyak jalan menuju Roma
Hitam, merah, kuning, tunggulah aku di sana
Akan ku hancurkan hambatan yang ada
Dan aku akan bersujud, menitikan tetesan air, sambil seraya : 'Iam coming, please stay in there, and still waiting me'
*Take a breath (again!)
Hey, look at me, I have a dream likes every teenegers in the world and I'll make my world by my self because I'm a architect who planning, design, and oversight of the costruction of my 'future' buildings
Jujur, aku tak suka melihat kilatan mata itu
Tatapan mata yang telah layu layaknya bunga yang terhambat pertumbuhannya
Takut, merobohkan kepercayaan beliau 
Takut, memberikan sayatan perih disisinyaTolong, hentikan siluet itu !
Aku akan tetap setia kok
Aku sedang mengalami proses pembelajaran
Belajar menabuh alat musik 'itu' dan mencoba mendengar apa yang ia sedang katakan
Belajar mengolah data sedemikian rupa hingga bisa menemaninya selalu
Belajar menyatakan 'itu' walau harus mengarungi bahasa-bahasa lain
Belajar memahami kehendak-Nya karna hanya Ialah penuntun yang baik
Terlebih belajar mengikuti panggilan hidup 
"Apa yang menekanmu, itulah yang akan meguatkanmu"
Hukum Newton 3 berlangsung 
Inilah cerita-ku hari ini-sebuah coretan yang penuh desahan, sederhana, namun akan terus bersemi di setiap nafasku.
Hey, how's your life, friends? Have you another story about dilema? C'mon, speak up with me.



Tersenyumlah dan buatlah kisah indah-mu sendiri hari ini :D
Have a wonderful day, friends.

Note :
Viel dank dek ulfa buat awardnya ya pinter :*
Pray for me and pray for you, too 
Pray for soooo many task haha

with love,
Chacan